Langsung ke konten utama

Kenalkan Industri Agro, SMK Utama Kunjungi PTPN I Regional 7 Kebun Way Berulu

 

PESAWARAN---Sebanyak 100 siswa SMK Utama Bandar Lampung mengikuti studi lapangan industri di PTPN I Regional 7 Unit Kebun Way Berulu, Kabupaten Pesawaran, Senin pekan lalu. Para siswa dari berbagai jurusan itu antusias mengeksplorasi proses produksi karet hingga menjadi bahan baku industri, sejak dari kebun hingga pabrik. Diterima Manajer Kebun Way Berulu Rusman Ali Yusuf, mereka mendapat penjelasan detail dan berkesempatan melihat langsung ke dalam pabrik.

Dian Rajo Diyu Guru Pendamping dari SMK Utama pada pengantarnya mengatakan, pihaknya sengaja membawa siswa ke Kebun dan Pabrik Karet milik PTPN ini untuk memberi gambaran langsung tentang dunia kerja. Lebih dari itu, dunia kerja di sektor industri agro dipilih karena saat ini banyak generasi muda yang kurang tertarik dengan dunia perkebunan dan pertanian.

“Program pengenalan kepada dunia kerja dan dunia industri bagi siswa SMK memang wajib dilakukan. Tujuannya mereka bisa lebih cepat mengenal tentang kiprah lenjutan ketika lulus sekolah. Sebab, SMK memang menjadi salah satu opsi menyiapkan lulusan siap kerja. Dan pilihan kepada industri agro ini supaya anak-anak mengenal bahwa industri berbasis perkebunan juga sangat baik,” kata dia.
Sementara itu, Manajer Kebun Way Berulu Rusman Ali Yusuf mengapresiasi kunjungan siswa SMK ini. Dia mengatakan, sebagai perusahaan milik negara, pihaknya membuka diri dan memberi peluang luas kepada para pihak, terlebih generasi muda untuk mengenal budidaya perkebunan. Ia mengakui, industri perkebunan dan pertanian mulai kurang diminati generasi muda. Padahal prospek dan potensinya sangat besar dan cukup menjanjikan.

“Kami sampaikan selamat datang dan kami apresiasi kedatangan anak-anak SMK ini. Kami sangat terbuka dan akan menyampaikan semua yang ingin diketahui para siswa. Industri agro sangat menjanjikan dan tak kalah menarik. Sayangnya, anak muda sekarang kurang minatnya.Maka, kami senang anak-anak muda dibawa ke sini,” kata Rusman yang didampingi Asisten Personalia Retno dan Krani Umum Rayu Wiriasari.

Rusman menambahkan, prinsip keterbukaan perusahaan kepada para pihak untuk mengakses hampir semua lini pekerjaan merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Industri karet, kata dia, dari kebun hingga pabrik merupakan proses yang relatif sederhana dan bisa ditiru oleh masyarakat.

“Kami sangat terbuka. Kebun kami juga menjadi contoh dalam arti para petani sekitar boleh meniru, bahkan kami berbagi ilmu cara budidaya yang baik. Tujuannya agar kita sama-sama maju. Kalau di pabrik memang sedikit lebih rumit. Tetapi intinya, kalau orang mau belajar ke sini, kami sangat welcome. Kita maju bersama,” kata dia.

Pada kunjungan itu, para siswa dipandu untuk melihat proses awal dari penerimaan lateks (getah karet), diolah, dicetak, dioven di kamar asap, disortir, dikemas, hingga siap diekspor. Para siswa tampak banyak bertanya dan berinteraksi dengan Karyawan yang sedang melaksanakan tugas. (*) 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT RPN Meresmikan Kios Kopyor Bogor yang Terletak di Kebun Percobaan Ciomas

  Bogor, 11 Juli 2024, Telah diresmikan Kios Kopyor Bogor yang berlokasi di Kebun Percobaan Ciomas Jln. Jabaru 2 No. 28, Pasirkuda Kota Bogor Barat yang dikelola oleh PPKS Unit Bogor-PT Riset Perkebunan Nusantara. Acara peresmian ini dihadiri oleh Komisaris Utama PT RPN, Sjukrianto Yulia; Direktur PT RPN, Iman Yani Harahap; SEVP Operation I PT RPN, Tjahjono Herawan; SEVP Operation II PT RPN, Misnawi; Wakil Kepala PPKS, Riza Arief Putranto; Kepala PPKS Unit Bogor, Agus Susanto; Inventor Kelapa Kopyor; Peneliti Senior dan IKBI PT RPN.   Hadir juga sebagai undangan Kepala BPSBP serta Kepala Bidang Pariwisata Kota Bogor.   Acara diawali dengan penampilan angklung dari Anfaya & Sixerhood Group yang membawakan lagu Nasional dan Lagu Daerah, momen tersebut sangat diapresiasi oleh Komisaris Utama PT RPN dalam sambutannya yaitu “Saya sedang membayangkan menikmati segarnya buah kelapa kopyor sembari diiringi merdunya suara angklung seperti tadi” ujar Sjukrianto.   ...

Direktur Operasional PTPN I Kunjungi Unit Kebun Regional 3

  Direktur Operasional PTPN I Bpk. Fauzi Omar didampingi Region Head Regional 3 Bpk. Tri Septiono dan Kepala Divisi Tanaman PTPN I beserta tim meninjau Unit Kebun Regional 3, diantaranya Kebun Merbuh, Kebun Balong, Kebun Getas dan Kebun Kawung (19 s.d 21 Juni 2024). Region Head Regional 3, Bpk. Tri Septiono dalam kesempatannya menyampaikan portofolio Regional 3 salah satunya komoditi karet. “Karet masih mendominasi di kisaran 75 persen dan kita akan menuju di 25.000 hektar total areal karet TM dan TBM, sehingga butuh TTI 1.200 – 1500 Ha per tahunnya.” tuturnya. “Kita dominasi karet, alasannya adalah yang pertama areal topografi kita yang relatif bergelombang, sedangkan untuk areal yang datar sudah ditanami tebu seperti halnya Ngobo dan Getas ini tidak mungkin ditanami tebu, karena disamping topografinya juga karena sangat dekat dengan pemukiman” tambah Bpk. Tri Septiono. Dalam kunjungannya ke Regional 3 Bpk. Fauzi Omar merekomendasikan beberapa langkah strategis untuk meningk...

Rumah Sakit Sri Pamela Group siap Tranformasi Layanan Rawat Inap Sistem KRIS BPJS Kesehatan

  Tebing Tinggi, 29 Juli 2024 — Dalam upaya terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat, Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi dengan bangga mengumumkan penerapan sistem KRIS (Komunikasi, Rujukan, Informasi, dan SPM) BPJS Kesehatan untuk seluruh layanan rawat inap. Sistem ini diharapkan akan membawa perubahan signifikan dalam cara layanan kesehatan dikelola, memberikan pengalaman yang lebih efisien dan efektif bagi pasien dan keluarga mereka. Sistem KRIS BPJS Kesehatan adalah inovasi teknologi yang memungkinkan pengelolaan informasi dan administrasi kesehatan secara digital. Sistem ini mencakup beberapa fitur utama seperti pendaftaran pasien secara elektronik, rujukan antar fasilitas kesehatan yang lebih cepat, serta integrasi informasi medis pasien. Dengan adanya sistem ini, proses-proses administratif yang biasanya memakan waktu dapat diselesaikan dengan lebih efisien, mengurangi waktu tunggu pasien dan meningkatkan responsivitas layanan kesehatan. Selain itu...