Langsung ke konten utama

Cita Rasa Kopi PTPN I Regional 5 Makin Mempesona, Ekspor Merambat ke Bumi Eropa, Amerika, hingga Saudi Arabia

 

Surabaya – Kopi jenis robusta dan arabica asal Indonesia kini semakin digandrungi warga dari berbagai negara. Cita rasa yang khas membuat kopi dengan sebutan java coffe ini semakin menarik perhatian para penikmat kopi di belahan dunia. Hal ini terbukti dari tingginya permintaan ekspor kopi ke sejumlah negara. Tak hanya Eropa hingga Amerika, namun juga sudah merambat hingga ke Saudi Arabia.

Permintaan ekspor yang terus konsisten setiap tahunnya semakin meneguhkan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar di dunia. Hingga November 2023, PTPN I Regional 5 yang dahulu PT Perkebunan Nusantara XII sudah mengekspor lebih dari 1.300 ton kopi ke berbagai negara.  Mulai dari Amerika Serikat, Arab Saudi, Inggris, Norwegia, Jerman hingga Italia. Jumlah kopi yang  diekspor diantaranya kopi arabika sebanyak 601 ton dan kopi robusta sebanyak 792 ton kopi.

Region Head Regional 5 PTPN I, Ir. Winarto mengatakan Regional 5 PTPN I merupakan salah satu produsen kopi terbesar di wilayah Jawa Timur yang memproduksi Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Kopi ekspor yang sudah ada sejak zaman Belanda ini terkenal dengan  brand “Java Coffee”.
“Sesuatu yang luar biasa, tahun ini PTPN I Regional 5 telah melakukan ekspor kopi arabika sebanyak 601 ton ke beberapa negara, diantaranya Amerika Serikat, Arab Saudi, Inggris, Norwegia dan Jerman,” kata Winarto. Sedangkan kopi robusta yang telah diekspor sebanyak 702 ton ke Italia dan Inggris.

Java Coffee Sudah Tersertifikasi Rainforest Alliance

Menurut Winarto, produk kopi PTPN I Regional 5 telah tersertifikasi Rainforest Alliance dan Sistem Jaminan Halal. Penerapan Standart Pertanian Lestari dalam proses bisnis perkebunan kopi sudah dipenuhi dan dijalankan dengan baik.

Winarto juga menambahkan kopi PTPN I Regional 5 terkenal dengan produk kopi Specialty Arabika dan Fine Robusta yang sangat diminati di pasar luar negeri. Kopi tersebut memiliki kualitas tinggi dengan cita rasa yang khas. Winarto mengaku Nilai yang diperoleh dari penjualan ekspor kopi Arabika dan Robusta ini total sebanyak US$ 6.600.000. “Ekspor kopi ke negara Eropa dan Amerika saat ini terus meningkat pasca pandemi Covid-19,” tambah Winarto.

Winarto menilai minat dan kecenderungan buyer Eropa dan Amerika terhadap kopi PTPN I Regional 5 harus dijadikan momentum untuk terus mendorong pemasaran ekspor kopi dari Indonesia, baik Kopi Robusta maupun Arabika.

Winarto mengatakan peningkatkan konsumsi kopi di dunia serta tingginya antusiasme pengusaha kopi baru merupakan salah satu peluang yang harus dimanfaatkan PTPN I Regional 5 untuk makin meningkatkan produksi kopi. Sehingga akan dapat meningkatkan ekspor kopi ke pasar internasional.

Semakin Tingkatkan Kesejahteraan Karyawan,Masyarakat Sekitar dan Petani 

Melalui sertifikasi Rainforest Alliance, Winarto berharap hal ini bisa menjadi  solusi eksis di pasar Eropa yang telah menerapkan peraturan deforestasi (Eropean Union Law For Products From Deforestation-free Areas (EUDR)). 
Selain itu, juga berharap kopi yang diproduksi mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar kebun. “Penerapan standar pertanian lestari yang dilakukan dalam proses bisnis perkebunan dapat menjadi solusi mewujudkan lingkungan yang terjaga kelestariannya,”ucap  Winarto.

Salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan para petani kopi, yakni dengan menerapkan Program Makmur Kopi Nusantara. PMO Kopi Nusantara sendiri dibentuk oleh Kementerian BUMN dengan tujuan untuk menciptakan ekosistem industri kopi di Indonesia yang berdaya saing global.
Melalui program Makmur Kopi, para petani mendapatkan pendampingan, mulai dari budidaya, pengolahan, pembiayaan hingga pemasaran. Tujuan PMO Kopi Nusantara untuk  menaikkan produktivitas dan kualitas kopi arabika dari hulu.  Kedua, menyambungkan ekosistem dari hulu ke hilir agar produktivitas dan kualitas meningkat.

Keinginan meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi juga untuk menunjang kemampuan Indonesia  dalam mengekspor kopi jenis arabika ke luar negeri. Program tersebut mendampingi petani dalam hal budidaya Kopi yang sesuai dengan kaidah good agriculture practices baik dari sisi on farm maupun off farm sehingga hasil produksi dan kualitas kopi petani meningkat dan dapat diterima pasar global.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT RPN Meresmikan Kios Kopyor Bogor yang Terletak di Kebun Percobaan Ciomas

  Bogor, 11 Juli 2024, Telah diresmikan Kios Kopyor Bogor yang berlokasi di Kebun Percobaan Ciomas Jln. Jabaru 2 No. 28, Pasirkuda Kota Bogor Barat yang dikelola oleh PPKS Unit Bogor-PT Riset Perkebunan Nusantara. Acara peresmian ini dihadiri oleh Komisaris Utama PT RPN, Sjukrianto Yulia; Direktur PT RPN, Iman Yani Harahap; SEVP Operation I PT RPN, Tjahjono Herawan; SEVP Operation II PT RPN, Misnawi; Wakil Kepala PPKS, Riza Arief Putranto; Kepala PPKS Unit Bogor, Agus Susanto; Inventor Kelapa Kopyor; Peneliti Senior dan IKBI PT RPN.   Hadir juga sebagai undangan Kepala BPSBP serta Kepala Bidang Pariwisata Kota Bogor.   Acara diawali dengan penampilan angklung dari Anfaya & Sixerhood Group yang membawakan lagu Nasional dan Lagu Daerah, momen tersebut sangat diapresiasi oleh Komisaris Utama PT RPN dalam sambutannya yaitu “Saya sedang membayangkan menikmati segarnya buah kelapa kopyor sembari diiringi merdunya suara angklung seperti tadi” ujar Sjukrianto.   ...

Direktur Operasional PTPN I Kunjungi Unit Kebun Regional 3

  Direktur Operasional PTPN I Bpk. Fauzi Omar didampingi Region Head Regional 3 Bpk. Tri Septiono dan Kepala Divisi Tanaman PTPN I beserta tim meninjau Unit Kebun Regional 3, diantaranya Kebun Merbuh, Kebun Balong, Kebun Getas dan Kebun Kawung (19 s.d 21 Juni 2024). Region Head Regional 3, Bpk. Tri Septiono dalam kesempatannya menyampaikan portofolio Regional 3 salah satunya komoditi karet. “Karet masih mendominasi di kisaran 75 persen dan kita akan menuju di 25.000 hektar total areal karet TM dan TBM, sehingga butuh TTI 1.200 – 1500 Ha per tahunnya.” tuturnya. “Kita dominasi karet, alasannya adalah yang pertama areal topografi kita yang relatif bergelombang, sedangkan untuk areal yang datar sudah ditanami tebu seperti halnya Ngobo dan Getas ini tidak mungkin ditanami tebu, karena disamping topografinya juga karena sangat dekat dengan pemukiman” tambah Bpk. Tri Septiono. Dalam kunjungannya ke Regional 3 Bpk. Fauzi Omar merekomendasikan beberapa langkah strategis untuk meningk...

Rumah Sakit Sri Pamela Group siap Tranformasi Layanan Rawat Inap Sistem KRIS BPJS Kesehatan

  Tebing Tinggi, 29 Juli 2024 — Dalam upaya terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat, Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi dengan bangga mengumumkan penerapan sistem KRIS (Komunikasi, Rujukan, Informasi, dan SPM) BPJS Kesehatan untuk seluruh layanan rawat inap. Sistem ini diharapkan akan membawa perubahan signifikan dalam cara layanan kesehatan dikelola, memberikan pengalaman yang lebih efisien dan efektif bagi pasien dan keluarga mereka. Sistem KRIS BPJS Kesehatan adalah inovasi teknologi yang memungkinkan pengelolaan informasi dan administrasi kesehatan secara digital. Sistem ini mencakup beberapa fitur utama seperti pendaftaran pasien secara elektronik, rujukan antar fasilitas kesehatan yang lebih cepat, serta integrasi informasi medis pasien. Dengan adanya sistem ini, proses-proses administratif yang biasanya memakan waktu dapat diselesaikan dengan lebih efisien, mengurangi waktu tunggu pasien dan meningkatkan responsivitas layanan kesehatan. Selain itu...